Calvin S. Hall
Published by The New American Library of World Literature,
Inc.
501 Madison Avenue, New York 22, New York
Copyright, 1954, The World Publishing Company.
Bab I Sigmund Freud
(1856-1939)
1.
Peninggalan
ilmiah Freud
Meskipun Sigmund Freud lahir di Freiburg, Moravia, dan
meninggal di London, Inggris, dia adalah warga negara Wina, dimana dia
menghabiskan hampir 80 tahun hidupnya. Jika Nazi tidak mencaplok Austria di
tahun 1937, yang memaksa Freud mencari tempat perlindungan di Inggris, seluruh
hidupnya, kecuali tiga tahun pertamanya, akanlah dihabiskan di ibukota Austria
itu.
Hidup Freud yang panjang, dari 1856 sampai 1939, merentang
di satu periode paling kreatif dalam sejarah ilmu pengetahuan. Di tahun ketika
Freud yang berusia tiga tahun dibawa keluarganya ke Wina, dia menyaksikan
diterbitkannya buku Origin of Species karangan Charles Darwin. Buku ini
ditakdirkan merevolusi konsepsi tentang manusia. Sebelum Darwin, manusia telah
dipisahkan dari kerajaan binatang semata-mata karena dia memiliki jiwa. Doktrin
evolusioner membuat manusia sebagai satu bagian dari alam, seekor binatang
diantara binatang yang lain. Diterimanya pandangan radikal ini berarti studi
atas manusia haruslah kelanjutan dari garis-garis naturalistik. Manusia menjadi
objek dari studi ilmiah yang tak berbeda, kecuali dalam kompleksitasnya, dengan
bentuk-bentuk kehidupan lain.
Tahun berikutnya setelah penerbitan Origin of Species,
ketika Freud berusia 4 tahun, Gustav Fechner, membentuk ilmu psikologi. Ilmuwan
dan filsuf Jerman dari abad 19 ini memperlihatkan di tahun 1860 bahwa pikiran
bisa ditelaah secara ilmiah dan pikiran bisa diukur secara kuantitatif.
Psikologi memiliki tempatnya diantara ilmu-ilmu pengetahuan alam yang lain.
Dua orang ini, Darwin dan Fechner, memiliki dampak yang amat
besar terhadap perkembangan intelektual Freud seperti halnya yang menimpa
banyak kaum muda lain di periode itu. Minat dalam ilmu-ilmu biologis dan
psikologi tumbuh subur sepanjang paruh kedua abad 19. Louis Pasteur dan Robert
Koch, melalui karya fundamentalnya tentang teori penyakit, mengukuhkan ilmu
bakteorologi; dan Gregor Mendel, melalui penyelidikannya atas the garden pea,
membentuk ilmu genetika modern. Kehidupan ilmu pengetahuan berada dalam
keriuhan yang kreatif.
Ada pengaruh lain yang mempengaruhi Freud lebih mendalam
lagi. Pengaruh-pengaruh ini datang dari fisika. Di pertengahan abad itu,
fisikus besar Jerman, Hermann von Helmholtz, merumuskan prinsip konservasi
energi. Prinsip tersebut singkatnya menyatakan bahwa energi adalah kuantitas,
tak beda dengan massa. Ia bisa ditransformasi, tapi tidak dapat dihancurkan.
Ketika energi hilang dari satu bagian suatu sistem, ia haruslah muncul di lain
bagian dalam sistem tersebut. Sebagai contoh, sewaktu satu objek menjadi lebih
dingin, objek disampingnya akan menjadi lebih panas.
Studi atas perubahan-perubahan energi dalam suatu sistem
fisis membawa pada penemuan-penemuan momentus dalam bidang kajian dinamika.
Lima puluh tahun antara pernyataan Helmholtz tentang konservasi energi dan
teori relativitas Albert Einstein merupakan jaman keemasan tentang energi.
Termodinamika, medan elektromagnetik, radioaktivitas, elektron, teori kuantum�semua
ini adalah beberapa prestasi dari separuh abad yang vital ini. Orang-orang
seperti James Maxwell, Heinrich Hertz, Max Planck, Sir Joseph Thompson, Marie
dan Pierre Curie, James Joule, Lord Kelvin, Josiah Gibbs, Rudolph Clausius, Dmitri
Mendelyeev�untuk
menyebutkan beberapa saja dari para raksasa fisika modern�secara
harfiah mengubah dunia melalui penemuan-penemuan mereka tentang rahasia-rahasia
energi. Sebagian besar alat-alat yang menghemat tenaga manusia yang membuat
kehidupan kita sekarang jauh lebih mudah berasal dari gelombang pengaruh fisika
abad 19. Kita sekarang ini masih terus saja menuai keuntungan dari jaman
keemasan ini, sewaktu jaman atomik yang baru saja lahir, kita rasakan.
Tapi jaman energi dan dinamika memberikan jauh lebih banyak
lagi daripada hanya menyediakan manusia dengan perkakas elektronik, televisi,
mobil, kapal terbang, bom atom dan hidrogen. Jaman ini menghiasi manusia dengan
suatu konsepsi manusia yang baru. Darwin mengkonsepsikan manusia sebagai
binatang. Fechner membuktikan pikiran manusia tidaklah berada di luar ilmu
pengetahuan tapi bahwa ia bisa dimasukkan ke dalam laboratorium dan secara
akurat bisa diukur. Fisika baru bahkan memungkinkan konsepsi manusia yang lebih
radikal lagi. Ini adalah pandangan bahwa manusia merupakan suatu sistem energi
dan dia mematuhi hukum-hukum fisis yang sama yang mengatur gelembung sabun dan
gerak benda-benda langit.
Sebagai seorang ilmuwan-muda yang tengelam dalam riset
biologis sepanjang perempat terakhir abad 19, Freud hampir tidak bisa
menghindarkan diri dari pengaruh fisika baru tersebut. Energi dan dinamika
merembesi setiap laboratorium dan menulari pikiran para ilmuwan. Adalah
peruntungan baik bagi Freud, sebagai seorang siswa kedokteran, untuk berada
dibawah pengaruh Ernst Br�cke. Br�cke adalah direktur Laboratorium Fisiologi di Universitas
Wina dan salah satu fisiolog terbesar dari abad tersebut. Bukunya, Lectures on
Physiology yang terbit 1874, tahun setelah Freud masuk sekolah medis,
mengemukakan pandangan radikal bahwa organisme merupakan suatu sistem dinamis
yang dalam sistem seperti itu hukum-hukum kimia dan fisika berlaku. Freud amat
kagum pada Br�cke
dan tanpa waktu lama dia terindoktrinasi oleh pandangan fisiologi dinamis baru
ini.
Berkat kegeniusan Freud, dia sekitar 20 tahun kemudian akan
menemukan bahwa hukum-hukum dinamika bisa diterapkan pada personalitas manusia
sebagaimana berlaku pada tubuhnya. Ketika dia sampai pada penemuannya ini,
Freud melanjutkannya dengan menciptakan suatu psikologi dinamis. Psikologi
dinamis ialah psikologi yang menelaah transformasi-transformasi dan
pertukaran-pertukaran energi [yang terjadi] dalam personalitas. Ini adalah
prestasi terbesar Freud, dan merupakan salah satu pencapaian terbesar dalam
ilmu pengetahuan modern. Pastinya ia merupakan peristiwa krusial dalam sejarah
psikologi.
II. Freud menciptakan Psikologi Dinamis
Meski Freud terdidik dalam ilmu pengobatan dan menerima
gelar medisnya dari Universitas Wina di tahun 1881, dia tidak pernah berniat
berpraktek sebagai dokter. Dia ingin menjadi seorang ilmuwan.
Dalam usahanya mengejar cita-cita inilah, dia masuk sekolah
medis di Universitas Wina di 1873, ketika itu berusia 17, dan melakukan karya
riset pertamanya di tahun 1876. Dalam penyelidikan pertamanya ini dia menelaah
topik yang pada masa itu sukar untuk dipahami dan sukar dilakukan: testis
belut! Dan dia berhasil menemukannya. Kira-kira selama 15 tahun setelahnya
Freud menghabiskan waktu dalam penyelidikan-penyelidikan sistem saraf. Namun
tidak secara eksklusif karena dia insaf bahwa bayaran dari riset ilmiah
tidaklah akan menopang seorang istri, enam anak, dan kerabat yang banyak.
Tambahan pula, anti-Semitisme yang masih kuat di Wina sepanjang periode itu
menjauhkan Freud dari kemajuan karir di universitas. Akibatnya, jauh
bertentangan dengan keinginannya dan atas nasihat Br�cke, dia terpaksa
membuka praktek pengobatan. Terlepas dari prakteknya ini, dia menyisihkan waktu
untuk riset neurologis, dan akhirnya mendapat reputasi sebagai ilmuwan muda
yang menjanjikan.
Ternyata ada untungnya juga Freud membuka praktek
pengobatan. Jika dia tetap menjadi seorang ilmuwan medis barangkali dia tidak
akan pernah punya kesempatan menciptakan psikologi dinamis. Kontaknya dengan
para pasien merangsangnya untuk berfikir dalam term-term psikologis.
Sewaktu Freud memulai praktek pengobatannya adalah lumrah,
dalam latar belakang ilmiahnya, untuk menspesialisasi diri dalam perawatan
gangguan-gangguan saraf. Cabang medis ini pada waktu itu amat ketinggalan. Tak
banyak yang bisa dilakukan bagi orang yang menderita penyimpangan pikiran. Jean
Charcot, di Prancis, telah mengalami kesuksesan dengan hipnosis, terutama dalam
penanganan kasus histeria. Freud menghabiskan satu tahun di Paris (1885-86)
demi mempelajari metode perawatan Charcot ini. Akan tetapi, Freud tidak puas
dengan hipnosis karena dia merasa bahwa efek-efeknya hanyalah temporer dan
tidak sampai pada akar persoalan dan sumber gangguan. Dari dokter Wina yang
lain, Joseph Breuer, dia mempelajari kelebihan-kelebihan bentuk terapi
cathartic atau �mengungkapkan permasalahan-permasalahan yang dimiliki pasien�.
Pasien berbicara sementara si dokter menyimaknya.
Meski Freud belakangan mengembangkan teknik-teknik
terapeutik yang baru dan lebih canggih, metode �mengemukakan�
atau asosiasi-bebas memberikannya banyak pengetahuan perihal sebab-sebab yang
melandasi perilaku abnormal. Dengan semangat dan kepenasaran ilmiah yang
sejati, dia mulai menggali lebih menukik lagi ke dalam pikiran para pasiennya.
Penggaliannya ini menyingkapkan daya-daya dinamis yang bekerja yang bertanggung
jawab dalam pembentukan simptom-simptom abnormal. Lambat laun mulai terbentuk
dalam pikiran Freud gagasan bahwa sebagian besar dari daya-daya ini adalah
bawah sadar.
Ini merupakan titik balik dalam kehidupan ilmiah Freud.
Menyingkirkan fisiologi dan neurologi, dia menjadi seorang penyelidik
psikologis. Ruangan tempat dia merawat pasiennya menjadi laboratoriumnya, dipan
adalah satu-satunya perabotan, dan omongan melantur para pasiennya adalah data
ilmiahnya. Add to these the restless, penetrating mind of Freud, and one has
named all of the ingredients that went into the creation of a dynamic
psychology.
Di tahun 1890an, dengan kecermatan yang khas, Freud mulai
melakukan analisis-diri intensif atas daya-daya bawah sadarnya sendiri untuk
menguji bahan-bahan yang diberikan para pasiennya. Dengan menganalisis
mimpi-mimpinya sendiri dan mengatakan apapun yang terlintas dibenaknya sendiri,
dia sanggup melihat cara kerja dari dinamika batinnya. Atas dasar pengetahuan
yang diperoleh dari para pasien dan dari dirinya sendiri, dia mulai
menghamparkan fondasi bagi teori tentang personalitas. Perkembangan teorinya
ini melibatkan upaya-upaya yang paling kreatif sepanjang sisa hidupnya.
Belakangan, dia akan menulis, �Hidup saya telah dibidikkan hanya pada satu tujuan; untuk
menyimpulkan atau untuk menerka bagaimana aparatus mental dikonstruksi dan
daya-daya apa yang saling bermain [saling mempengaruhi] dan saling berkontak
didalamnya.�
Adalah di tahun 90an The Interpretation of Dreams selesai
ditulis, meski tidak diterbitkan sampai hari-hari terakhir abad 19 dan
terbitannya diberi tanggal 1900. Buku ini merupakan karya yang memberkahi
dimulainya abad baru. Buku ini, yang sekarang dipandang sebagai salah satu
karya besar dari jaman moden, lebih dari sebuah buku tentang mimpi. Ia
merupakan buku tentang dinamika pikiran manusia. Terutama pada bab terakhirnya,
buku ini memuat teori Freud tentang pikiran.
Sedikit orang awam membaca buku tersebut ketika ia pertama
muncul, dan terabaikan dalam lingkungan ilmiah dan medis. Perlu 8 tahun untuk
menjual 600 kopian dari cetakan pertamanya. Tapi kegagalan awal dari The
Interpretation of Dreams seperti ini tidak menyurutkan Freud. Dengan rasa
percaya diri dari orang yang tahu dirinya berada di jalan yang benar, Freud
terus menjelajahi pikiran manusia melalui metode psikoanalisis. Pada saat yang
sama ketika dia membantu para pasiennya mengatasi permasalahan-permasalahan
yang mereka punyai, mereka membantu Freud dalam memperluas pengetahuannya perihal
daya-daya bawah sadar.
Terlepas dari kegagalan yang dialami The Interpretation of
Dreams, serangkaian buku dan artikel brilian mengalir dari pena Freud sepanjang
10 tahun selanjutnya. Di 1904, dia menerbitkan The Psychopathology of Everyday
Life, yang mengemukakan tesis baru bahwa keseleo lidah, kesalahan, kecelakaan,
dan salah-ingat semuanya dikarenakan motif-motif bawah sadar. Tahun berikutnya
tiga karya yang lebih signifikan terbit. Salah satunya, A Case of Hysteria,
memberikan penjelasan mendetail tentang metode Freud dalam menelusuri
sebab-sebab psikologis dari gangguan mental. Three Essays on Sexuality
mengedepankan pandangan-pandangan Freud tentang perkembangan insting seks. By
many authorities ini dipandang sebagai karya Freud yang paling penting
disamping The Interpretation of Dreams. Apakah orang setuju atau tidak dengan
penilaian ini�penulis
tidak menyepakatinya�Three Essays membuat Freud mendapatkan reputasi unwarranted
sebagai seorang pan-sexualist. Volume ketiga, Wit and Its Relation to the Unconsious,
memperlihatkan bagaimana banyolan yang diceritakan orang merupakan produk dari
mekanisme bawah sadar.
Meski, selama beberapa tahun, Freud bekerja sebagian besar
dalam isolasinya dari dunia medis dan ilmiah, tulisan-tulisannya dan kesuksesan
metode psikoanalitisnya dalam menangani pasien-pasien neurotik membuat namanya
menarik perhatian sekelompok kecil orang. Diantara mereka ini adalah Carl Jung
dan Alfred Adler, yang keduanya belakangan menarik dukungannya atas
psikoanalisis dan mengembangkan mazhab tandingannya. Namun mereka berdua
merupakan pengikut penting Freud di tahun-tahun sebelum Perang Dunia Pertama
dan membantu mengukuhkan psikoanalisis sebagai suatu gerakan internasional.
Di 1909, Freud menerima pengakuan akademis pertamanya ketika
diundang berbicara pada hari peringatan 20 tahun pendirian Clark University di
Worcester, Massachusetts. Stanley Hall, Presiden Clark University, dan dia
sendiri adalah seorang psikolog terkemuka, mengakui arti penting kontribusi
Freud pada psikologi dan membantu mempromosikan pandangan-pandangannya di
Amerika Serikat.
Semakin hari semakin banyak pengakuan bagi Freud, dan
setelah Perang Dunia Pertama namanya dikenal jutaan orang di seluruh dunia.
Psikoanalisis was the rage, dan pengaruhnya dirasakan hampir di semua relung
teater kehidupan. Sastra, seni, agama, kebiasaan sosial, moral, etika,
pendidikan, dan ilmu sosial�semuanya merasakan dampak psikologi Freudian. Pada waktu itu
dipandang gaul untuk dipsikoanalisis dan jika menggunakan kata-kata semisal bawah
sadar, dorongan-dorongan yang direpresi, larangan, kompleks-kompleks, dan
fiksasi dalam percakapan sehari-hari. Kebanyakan minat populer dalam
psikoanalisis dikarenakan asosiasinya dengan seks.
Sepanjang hidupnya Freud terus menulis. Hampir tak pernah satu
tahun berlalu tanpa menerbitkan sedikitnya satu buku atau artikel penting.
Kumpulan tulisannya, dalam edisi Bahasa Inggris Standar, terkumpul 24 volume.
Freud diperkatakan sebagai seorang master penulisan prosa. Dia memiliki begitu
banyak ekspresi yang tak bisa ditandingi para penulis ilmiah. Meski tanpa
berkesan mendikte kepada para pembacanya, dia berhasil menyampaikan
gagasan-gagasannya dengan cara yang hidup, menarik dan jernih.
Freud tidak pernah merasa karyanya selesai. Sewaktu bukti
baru muncul dari para pasien dan koleganya, dia merevisi teori-teori dasarnya.
Di tahun 1920an, misalnya, ketika Freud berusia 70, dia sepenuhnya mengubah
sejumlah pandangan-pandangan mendasarnya. Dia mengubah teorinya tentang
motivasi, sepenuhnya membalikkan teorinya tentang kecemasan, dan membentuk
model personalitas baru yang didasarkan atas id, ego, dan superego. Orang tak
bisa mendapati fleksibilitas semacam itu pada orang yang berusia 70 tahun.
Keengganan untuk berubah sudah merupakan ciri bagi orang yang sudah tua. Tapi
Freud tidak bisa dinilai melalui standar yang biasa. Dia sudah belajar di
awal-awal kehidupannya bahwa konformitas ilmiah berarti kelemahan intelektual.
III. What was Freud?
What was Freud? Atas dasar profesinya dia adalah seorang
dokter. Dia merawat orang sakit dengan metode yang telah dia ciptakan sendiri.
Di masa ini dia mungkin akan disebut sebagai seorang psikiater. Psikiatri
adalah cabang kedokteran yang merawat penyakit-penyakit dan
keabnormalan-keabnormalan mental. Freud adalah salah seorang pendiri psikiatri
modern.
Meski dia dia menafkahi hidupnya dengan berpraktek
pengobatan, Freud bukanlah seorang dokter medis karena pilihan. Di tahun 1927
dia mengaku bahwa �setelah 41 tahun dari aktivitas medisnya, diri saya
mengatakan saya tidak pernah benar-benar menjadi seorang dokter dalam artian
yang sesungguhnya. Saya menjadi dokter karena merasa diharuskan untuk berbelok
dari tujuan saya sesungguhnya.�
Apakah tujuan sesungguhnya ini? Adalah untuk memahami
sebagian teka-teki alam dan berkontribusi dalam memberikan solusinya.
Cara yang paling berpengharapan dalam mencapai tujuan ini
tampaknya saya harus masuk fakultas kedokteran; tapi bahkan pada masa itu pun
saya bereksperimen�dan gagal�dengan zoologi dan ilmu kimia, sampai pada akhirnya, dibawah
pengaruh Br�cke,
yang lebih besar daripada pengaruh-pengaruh orang lain dalam hidup saya, saya
mendamparkan diri pada psikologi, meski di masa-masa itu disiplin tersebut
dengan sempit terlalu terbatas pada histologi.
Freud adalah seorang ilmuwan karena pilihan. Sebagai siswa
medis muda dan belakangan dalam koneksi-koneksinya dengan bermacam rumah sakit,
dia melakukan studi-studi atas fenomena psikologis. Dia menjadi tahu bagaimana
mengumpulkan data melalui observasi seksama, mengkaitkan temuan-temuan dan
menarik kesimpulan, dan menguji kesimpulan-kesimpulannya dengan observasi lebih
jauh. Meski Freud tidak menghasilkan penemuan yang luar biasa/menonjol sebagai
seorang fisiolog, pengalaman awal dalam laboratorium ini memberinya sikap
disiplin dalam metode ilmiah. Mengajarkan padanya bagaimana menjadi seorang
ilmuwan.
Di tahun 1890an, Freud menemukan macam ilmuwan seperti apa
yang dia inginkan. Dalam surat kepada seorang teman dia menulis, �adalah
psikologi yang telah menjadi tujuan yang diisyaratkan pada saya dari suatu
tempat yang antah berantah.� Sepanjang sisa hidupnya, sekitar 40 tahun, Freud adalah
seorang psikolog.
Apakah hubungan psikologi dengan psikoanalisis? Freud
sendiri menjawab pertanyaan ini di tahun 1927: �Psikoanalisis berada
di bawah bab psikologi; bukan psikologi medis dalam artian lama, juga bukan
psikologi proses-proses morbid, tapi semata-mata psikologi. Ia pastinya
bukanlah psikologi dalam keseluruhannya, tapi dalam substruktur dan barangkali
seluruh fondasinya.� Freud disini sedang membicarakan psikoanalisis sebagai
teori tentang personalitas. Tapi ada sisi lain dalam psikoanalisis.
Psikoanalisis juga merupakan suatu metode psikoterapi. Ia memuat teknik-teknik
dalam merawat orang yang terganggu secara mental. Bagi Freud, aspek terapeutik
dari psikoanalisis adalah sekunder dari aspek teoritis dan ilmiahnya. Dia tidak
ingin terapi menghilangkan keilmuannya. Akanlah bijak, karenanya, untuk
membedakan seperti yang kami lakukan dalam Pokok-pokok ini antara psikologi
Freudian sebagai suatu sistem teoritis dari psikologi, dan psikoanalisis
sebagai suatu metode dari psikoterapi.
Dokter, psikiater, ilmuwan, psikolog�Freud memiliki semua
predikat itu. Tapi dia juga sesuatu yang lain. Dia adalah seorang filsuf. Kita
mendapat kesan tentang ini dalam satu
surat yang ditulis untuk seorang teman di tahun 1896. �sebagai seorang muda
saya tak merindukan yang lain daripada pengetahuan filosofis, dan saya sekarang
berada ditengah jalan dalam memuaskan kerinduan tersebut dengan berpindah dari
medis ke psikologi.�
Tidaklah luar biasa bagi ilmuwan abad 19 untuk tertarik
dengan filsafat. Nyatanya, banyak dari mereka, ilmu pengetahuan adalah
filsafat. Bukankah filsafat berarti �cinta akan pengetahuan�?
Dan cara yang lebih baik dalam memperlihatkan kecintaan seseorang akan
pengetahuan daripada dengan menjadi seorang ilmuwan? Inilah inti dari apa yang
dikatakan Goethe kepada setiap intelektual Jerman. Goethe adalah suara yang
paling berpengaruh di pemikiran abad 19 dan merupakan idol dari abad tersebut.
Dan Freud tidak imun dari pengaruh Goethe itu. Pada kenyataannya, dia
memutuskan karir dalam ilmu pengetahuan setelah mendengar esai Goethe yang
inspirasional tentang Alam yang dibacakan dalam suatu kuliah umum.
Minat filosofis Freud bukanlah seperti minat dari mereka
yang merupakan filsuf profesional atau akademis. Filsafatnya adalah sosial dan
humanitaria. Ia mengambil bentuk bangunan filsafat-hidup. Bahasa Jerman
memiliki satu kata bagi semua ini. Mereka menyebutnya Weltanschauung, yang
berarti �pandangan-dunia�.
Freud berdiri untuk suatu filsafat-hidup yang didasarkan pada ilmu pengetahuan
daripada pada metafisika atau agama. Dia merasa bahwa suatu filsafat-hidup yang
layak dimiliki adalah yang didasarkan atas suatu pengetahuan sejati tentang
kodrat manusia, pengetahuan yang hanya bisa diperoleh melalui penyelidikan dan
riset ilmiah.
Freud tidak merasa bahwa psikoanalisis dimaksudkan untuk
mengembangkan suatu Weltanschauung baru. Hanyalah perlu untuk meluaskan
pandangan-dunia ilmiah pada studi tentang manusia. Filsafat-hidup Freud sendiri
bisa diperas dalam satu frase: �pengetahuan melalui ilmu pengetahuan�.
Pengetahuan intim akan kodrat manusia yang dimiliki Freud
membuatnya sebagai pesimistis sekaligus kritis. He did not have a very high
opinion of the bulk of mankind. Dia merasa bahwa daya-daya irasional dalam
kodrat manusia amatlah kuat sehingga daya-daya rasionalnya memiliki sedikit
kesempatan dalam memenangkan pertarungan melawan mereka. Segelintir orang
sajalah yang barangkali mampu menjalani suatu kehidupan yang dilandaskan pada
akal, tapi kebanyakan orang lebih nyaman hidup dengan delusi-delusi dan
takhyul-takhyul yang mereka miliki daripada hidup penuh dengan kebenaran. Freud
telah menyaksikan teramat banyak pasien dengan begitu gigihnya berjuang untuk
mempertahankan delusi-delusi mereka. Orang cenderung bertahan dari mengetahui
kebenaran tentang diri mereka. Titik
pandang pesimistis ini dikembangkan secara paling tuntas dalam bukunya The
Future of an Illusion meski mood ini selalu melandasi banyak tulisan-tulisannya.
Freud juga adalah seorang kritikus sosial. Dia percaya bahwa
masyarakat, yang telah dibentuk manusia, untuk sebagian besarnya mencerminkan
irasionalitas yang dimiliki manusia. Sebagai konsekuensinya, tiap-tiap generasi
menjadi korup karena dilahirkan ke dalam suatu masyarakat yang irasional.
Pengaruh manusia pada masyarakat dan pengaruh masyarakat pada manusia merupakan
suatu lingkaran setan, dan hanya segelintir jiwa yang kuat sajalah yang bisa membebaskan diri darinya.
Freud merasa bahwa situasi seperti itu harus diperbaiki
melalui penerapan [diterapkannya] prinsip-prinsip psikologis dalam mengasuh dan
mendidik anak. Tentu saja Ini berarti bahwa orangtua dan para guru harus
menjalani suatu re-edukasi psikologis sebelum mereka bisa menjadi agen efektif
dari akal/rasio dan kebenaran. Freud tidaklah menyederhanakan besarnya tugas
ini, tapi dia tidak tahu cara lain dalam menciptakan suatu masyarakat yang
lebih baik dan menciptakan orang-orang yang lebih baik. Kritik sosial Freud
diungkapkan dalam bukunya Civilization and Its Discontents.
Kemudian, apakah Freud? Dokter, psikiater, psikoanalis,
psikolog, filsuf, dan kritikus�semua ini adalah beberapa bidang garapannya. Akan tetapi,
dipandang secara terpisah ataupun sekaligus, semua itu benar-benar tidak
mencerminkan arti penting Freud bagi dunia. Meski kata �genius�
sudah biasa dipakai untuk memerikan sejumlah orang, tak ada kata tunggal lain
yang cocok bagi Freud. Dia memang seorang genius. Orang bisa memilih untuk
memandangnya, seperti yang saya lakukan, sebagai salah satu dari segelintir
orang dalam sejarah yang memiliki pikiran universal. Seperti Shakespeare dan
Goethe dan Leonardo da Vinci, apapun yang disentuh Freud berubah jadi emas. He
was a very wise man.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berikan komentar, terbuka dengan masukan, kritik, dan saran.